Thursday, May 6, 2010

ADAKAH MEMADAI DGN CERDIK SAHAJA?

Salam sejahtera,salam ingatan tulus ikhlas,artikel kali ini saya ingin sampaikan diberi judul ‘ada berapakah agama yang benar’. Kita telah sampai kepada pertanyaan apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua amalannya itu akan diterima oleh Tuhan?

Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau tidak?

kesimpulannya buat baik atau buat jahat yg tidak menuyusahkan orang lain itulah yg menjadi motif utama dalam kehidupan bermasyarakat.Tetapi budaya yang diamalkan dalam islam ini sudah menyeleweng dari landasan yg sebenar...ramai yg berbuat kebaikan di dalam kehidupannya tetapi banyak menyusahkan orang ramai, kebanyakannya mereka tamak dalam merebut keuntungan dunia dan kedekut sehinggakan menyusahkan orang lain. Sebahagian drpd mrk hanya berbuat kebaikan apabila membuat hubungan dengan tuhan, tetapi hubungan sesama manusia dan hubungan dengan makhluk di abaikan.

Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? Disini kita akan menemukan dua jalan fikiran yg paling berpengaruh. Pertama adalah logikal perdamaian mutlak (Absolute Conciliation) yg dibawakan oleh kaum intelektual, dan yang kedua adalah logikal manifestasi murka Tuhan yg melebihi kasih sayangNya yang dibawakan oleh orang-orang soleh yang kaku.

Mereka yang disebut kaum intelektual ini mengajukan argumennya dengan berbagai macam bukti, baik bukti rasional maupun bukti yang ditemukan di dlm kitab suci Al-quran.Mereka mengatakan bhw semua perbuatan baik sebagaimana yg disebutkan diatas itu pastilah akan mendapat pahala dari Tuhan dengan alasan :

Pertama, Allah memiliki hubungan yang sama terhadap semua wujud yang ada, Allah tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan siapapun. Allah tidak rasis, Dia ada dibarat dan juga ada ditimur, Ada diatas dan juga ada dibawah, Allah ada dimasa sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Bagi Allah sama saja semuanya, Dia meliputi segala sesuatu, dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.

Allah tidak memiliki ikatan keluarga dan hubungan khusus dengan siapapun dan dari bangsa manapun, tidak dengan orang barat, timur, utara, selatan atau yang lainnya. Oleh karena itu tidak masuk akal kalau Tuhan memilih-milih siapa yang akan dimurkainya dan siapa yang akan dikasihinya dengan mengabaikan amal perbuatan manusia dari golongan tertentu dan menerima amal perbuatan dari kelompok yang lain.

Karena hubunga Allah dengan semua manusia adalah sama saja, maka tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau Allah menerima perbuatan baik dari satu orang dan tidak dari orang yang lain. Jika perbuatan baiknya sama maka seyogyanya diterima dengan cara yang sama pula berdasarkan perinsip keadilan Illahi.

Kedua, Kebaikan dan keburukan itu hakikatnya ada pada perbuatan tersebut. Misalnya kejujuran, berkata-kata sopan, menegakkan keadilan dan lain-lain disebut baik karena pada hakikatnya pekerjaan tersebut adalah baik. Demikian juga keburukan, seperti mencuri, berbohong, korupsi dan lain-lain disebut buruk karena hakikat perbuatan tersebut memang sudah buruk dari sononya (innate).

Jujur, sopan, menegakkan keadilan disebut baik bukanlah karena Allah memerintahkan untuk mengerjakannya. Demikian juga mencuri, rampok, korupsi disebut buruk bukanlah karena Allah telah melarangnya.

Dengan memperhatikan alasan kedua ini maka tidak alasan bagi Tuhan untuk menolak amalan baik dari seseorang dan menolaknya dari orang yang lain. Kedua, Tuhan sudah menyatakan di dlm Al-quran pada surat 5 ayat 69 :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akherat serta beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Jelas isi al-quran itu tidak terbantahkan lagi bhw siapa saja yang beramal baik akan diterima disisi Tuhan.